STIPER KUTAI TIMUR DI JAJAH UNMUL

STIPER Kutai Timur merupakan salah satu instrumen berdirinya atau pemekaran Kabupaten Kutai Timur dari Kutai Kartanegara sebagai Kabupaten Induk , STIPER merupakan perguruan tinggi yang didirikan untuk dijadikan salah satu instrumen pembangunan Sumber daya Manusia Kutai Timur. Pejabat Bupati Kutai Timur kala itu Bapak Awang Farok Ishak (AFI) memiliki VISI dan MISI untuk Kutai Timur kedepan membangun Kutai Timur dari Aspek Pertanian dalam arti luas serta menjadikan KUTIM sebagai Sentra AGRIBISNIS dan mencetuskan program GERDABANG AGRI ( Gerakan Daerah Pengembangan Agribisnis ) karena melihat potensi Sumber Daya Alam (SDA) Kutai Timur. Dalam PERDA No.3 Tahun 2010 tentang RPJMD Kabupaten Kutai Timur di Kupas Tuntas mengenai Potensi Daerah Kutai Timur Mulai dari sektor Tambang Batu bara yang memiliki cadangan 5,35 miliar ton,  sektor Pertambangan dan Penggalian dengan kontribusi terhadap PDRB Kabupaten Kutai Timur berkisar antara 81% – 86%. Berdasarkan kontribusi terhadap PDRB Kabupaten Kutai Timur, maka dapat dikatakan bahwa bidang fiskal telah pula memberikan kontribusi terhadap peningkatan pendapatan, baik terhadap Provinsi, Kabupaten/Kota, maupun terhadap peningkatan Produk Domestik Regional Bruto Nasional. Di sektor peternakan, ternak besar terdiri dari sapi, kambing, dan babi. Sampai dengan akhir 2003, ternak sapi memiliki populasi terbesar di Kabupaten Kutai Timur, yaitu sebanyak 1.153 ekor atau 76,2% dari seluruh jumlah ternak besar. Jumlah ternak yang dipotong selama tahun 2003 adalah sebanyak 2.259 ekor. Jumlah tersebut belumlah mencukupi permintaan akan jumlah ternak potong di Kabupaten Kutai Timur, sehingga masih ada ketergantungan ternak potong dari daerah luar sebesar 51%. Hal tersebut menjadikan peluang pasar yang besar untuk kebutuhan lokal. Sedangkan untuk jenis unggas yang dikembangkan di Kabupaten Kutai Timur terdiri dari empat jenis, yaitu ayam kampung, ayam ras pedaging, ayam ras, dan itik. Pada akhir tahun 2003, terdapat jumlah ternak unggas sebanyak 416.433 ekor. Produksi daging dan telur yang dihasilkan dari kempat jenis unggas tersebut adalah 386,09 ton. Sementara produksi telur yang dihasilkan adalah 100.621 butir (setara dengan 6.405 kg). Permasalahan atau kendala yang dihadapi dalam pengembangan sub sektor peternakan antara lain sebagai berikut:
1. Pada umumnya petani masih belum mengetahui ukuran (besar) ternak bibit.
2. Tidak semua penerima ternak mau mengikuti saran yang diberikan oleh petugas, sehingga ada beberapa ternak yang mati karena salah memberikan pakan.
3. Masih banyak petani peternak yang belum memahami tentang siklus reproduksi ternaknya.
4. Petani masih belum memiliki kesadaran untuk menanam hijauan tanaman ternak.
5. Pelaksanaan kegiatan pembinaan pengembangan usaha peternakan terkendala oleh turunnya dana belum tepat waktu, sehingga pelaksanaan tertunda.
6. Kurangnya obat-obatan untuk ternak yang tersedia mengakibatkan banyak ternak yang mati.
Kehutanan : Luas hutan secara keseluruhan di Kabupaten Kutai Timur adalah sebesar 3.030.737,687 ha, yang merupakan 84,78% dari total wilayah Kabupaten Kutai Timur, yang terdiri dari hutan produksi (1.115.477 ha), hutan lindung (211.053 ha), hutan wisata (198.528 ha), dan hutan konversi (1.038.966 ha). Diversifikasi usaha yang dapat dikembangkan dari sektor kehutanan ini, antara lain: industri plywood, moulding, dan kayu olahan. Penebangan liar dan kebakaran hutan merupakan salah satu permasalahan yang dihadapi Kabupaten Kutai Timur. Selain itu, perlu dikembangkan kesadaran masyarakat akan arti pentingnya fungsi hutan disamping menjaga kelestarian kekayaan hayati. Permasalahan atau kendala yang dihadapi dalam pengembangan sektor kehutanan di Kabupaten Kutai Timur antara lain sebagai berikut :
1. Rendahnya kualitas sumberdaya manusia ;
2. Maraknya illegal logging dan konflik areal, baik vertikal maupun horisontal ;
3. Lemahnya law enforcement khususnya di bidang kehutanan ;
4. Meningkatnya lahan kritis akibat degradasi hutan dan lahan ;
5. Sering terjadi overlapping, serta ketidakjelasan kewenangan antara pemerintah pusat dan daerah, sehingga terkesan ada inkonsistensi regulasi di bidang kehutanan.
Pertanian dan Perkebunan : Kabupaten Kutai Timur mempunyai potensi pertanian yang sangat besar untuk dikembangkan. Luas lahan yang besar serta banyaknya jumlah penduduk yang bekerja pada sektor tersebut merupakan modal dasar sektor pertanian. Selama kurun waktu tahun 1999 – 2004 produksi padi yang tersedia belum dapat memenuhi kebutuhan lokal, sehingga masih membutuhkan pasokan beras dari luar Kabupaten Kutai Timur. Pada tahun 2004 Kabupaten Kutai Timur memproduksi beras sebanyak 26.195 ton, sedangkan kebutuhan beras Kabupaten Kutai Timur adalah sebanyak 22.850.164,1 ton. Dengan demikian, Kabupaten Kuati Timur masih memerlukan pasokan beras dari luar wilayah sebanyak 22.835.572,25 ton. Pada sub sektor perkebunan, kabupaten Kutai Timur mempunyai potensi yang besar terutama untuk kawasan Sangkulirang dan Muara Wahau sebagai sub sektor unggulan. Peluang investasi di bidang ini antara lain :
1. Lahan kering : berupa tanaman keras (kelapa sawit, kakao, lada, vanili, kelapa, dan karet), serta tanaman hortikultura dan palawija (nenas, durian, rambutan, jagung, lada, dan sayur-sayuran).
2. Lahan basah (7.261 ha) : Luas area yang sesuai untuk padi, kacang-kacangan, dan jagung .
Untuk sub sektor perkebunan, sampai sekarang terdapat 13 perusahaan yang melakukan investasi di Kabupaten Kutai Timur, yang tersebar di Kecamatan Muara Wahau, Muara Ancalong dan Sangkulirang. Secara geografis wilayah Kabupaten Kutai Timur sesuai untuk pengembangan agrobisnis. Komoditas kelapa sawit, karet, coklat, kopi, kelapa, tanaman hortikultura dan palawija (nenas, durian, rambutan, jagung, lada, dan sayur-sayuran) merupakan komoditas unggulan Kabupaten Kutai Timur. Kelapa sawit merupakan salah satu produk unggulan Kabupaten Kutai Timur, termasuk salah satu komoditas ekspor crude palm oil (CPO) Indonesia ke Belanda, India, Cina, Malaysia, dan Jerman. Sedangkan produk inti minyak sawit (PKO) lebih banyak diekspor ke Belanda, Amerika Serikat, dan Brasil. Pada tahun 2002, Perusahaan perkebunan swasta di Kabupaten Kutai Timur memproduksi kelapa sawit sebanyak 65.793 ton. Hasil tersebut langsung diproses menjadi CPO kemudian diangkut ke Pelabuhan Labanan di Kabupaten Berau. Sedangkan perkebunan rakyat memproduksi kelapa sawit sebanyak 6.480 ton. Untuk mengembangkan sub sektor perkebunan, perlu adanya pengembangan komoditas tanaman perkebunan yang mempunyai nilai ekonomis yang tinggi dan berorientasi ekspor yang ditunjang dengan peningkatan kualitas SDM dan teknologi ramah lingkungan. Dengan luas lahan yang dimiliki diharapkan akan membuka peluang bagi investor untuk menanamkan modal di bidang perkebunan. Selain itu perlu adanya pengembangan industri yang berbasis hasil perkebunan dan peluang pasar komoditi perkebunan yang kompetitif. d. Pertambangan : Sebagai salah satu daerah penghasil minyak, Kabupaten Kutai Timur masih memiliki potensi investasi di bidang :
1. Eksplorasi dan produksi minyak dan gas bumi ;
2. Refinary ;
3. SPBU.
Kabupaten Kutai Timur mempunyai potensi sumber daya alam yang besar, baik berupa bahan tambang maupun utan. Bahan tambang berupa batubara merupakan salah satu komoditas yang menonjol dimana batubara tersebut dijumpai pada formasi-formasi yang sebagian besar terdapat pada bagian utara ke arah tengah timur Kabupaten. Sedangkan bahan tambang berupa emas penyebaran depositnya terdapat di wilayah pedalaman pada morfologi pegunungan di sekitar hulu sungai Telen (Muara Wahau), sungai Marah, dan wilayah Muara Ancalong. Diperkirakan deposit emas akan banyak ditemukan di daerah pegunungan bagian tengah ke arah barat sampai selatan (daerah sepanjang DAS Telen dan DAS Kelinjau). Terdapat permasalahan illegal mining. e. Perikanan Ekosistem pesisir dan laut memegang peranan yang sangat penting yaitu sebagai daerah penyangga bagi kehidupana aneka ragam biota yang mempunyai nilai ekonomis penting bagi kehidupana manusia. Kawasan pesisir Sangatta – Sangkulirang memiliki kekayaan sumberdaya alam yang berlimpah, terutama untuk perkembangan perikanan. Peluang yang dapat dikembangkan di bidang perikanan, antara lain :
1. Penangkapan ikan ;
2. Tambak udang / ikan ;
3. Hatcery ;
4. Cold storage.
Produksi perikanan di Kabupaten Kutai Timur pada tahun 2003 mencapai jumlah sebanyak 5.197 ton. Meskipun demikian, jumlah tersebut belum dapat memenuhi kebutuhan masyarakat Kabupaten Kutai Timur. Pada tahun 2003 kebutuhan akan ikan mencapai jumlah sebanyak 4.070.340,6 ton. Dengan demikian, Kabupaten Kutai Timur pada tahun tersebut masih membutuhkan pasokan ikan dari luar sebanyak 4.065.143,6 ton. Untuk mengembangkan sub sektor perikanan, perlu dilakukan peningkatan sarana dan prasarana perikanan serta penerapan teknologi unggulan yang menunjang kemajuan sub sektor perikanan. Dengan adanya sistem kelembagaan ekonomi masyarakat pesisir atas dasar kemitraan dan kewirausahaan dan sistem informasi yang efisien dan efektif diharapkan akan mendorong pengembangan produk, baik untuk pemenuhan konsumsi sendiri maupun luar wilayah Kabupaten Kutai Timur. Meskipun demikian perlu diingat untuk mengembangkan usaha perikanan yang ramah lingkungan. Potensi Pengembangan Agroindustri : Kabupaten Kutai Timur memiliki 1,3 juta ha lahan potensial yang cocok dan siap dikembangkan untuk komoditas pertanian bernilai tinggi sebagai basis agribisnis berikut agroindustrinya. Selain itu Kabupaten Kutai Timur memiliki wilayah perairan pantai sepanjang 152 km dan 4 mil dari garis pantai ke arah laut yang siap dikelola untuk pengembangan agribisnis perikanan berwawasan lingkungan. Beberapa komoditas agribisnis seperti kelapa sawit, coklat, karet, lada, nenas, dan udang memiliki prospek pasar internasional yang sangat baik. Agribisnis memiliki dampak pengganda (multiplier effect) yang besar dalam perekonomian dan menjamin kesinambungan pembangunan jika dikelola secara baik, karena pembangunan ekonomi didasarkan pada SDA yang dapat diperbaharui. I.6. Potensi Pariwisata dan Budaya Daerah : Di bidang pariwisata, Kabupaten Kutai Timur mempunyai potensi yang besar. Sebelas lokasi potensi wisata yang berupa wisata pantai, sumber air panas, goa, pulau dan lamin adat. Dari potensi wisata tersebut, yang sangat prospektif untuk dikembangkan adalah jenis obyek wisata alam, wisata budaya. Lokasi wisata tersebut seperti pulau Birah-birahan di teluk Manubar Kecamatan Sangkulirang, Teluk Lombok, wisata tambang dan TNK di Kecamatan Sangatta. Peluang yang dapat dikembangkan di sektor ini antara lain :
1. Wisata Alam :
Taman Nasional Kutai (flora dan fauna), wisata tambang, teluk Lombok dan teluk Perancis, gua dan air panas, keindahan bawah laut di Pulau Birah-birahan.
2. Wisata Budaya :
Kehidupan suku Dayak Kenyah dan Lamin di Muara Wahau, cagar budaya Gunung Kombeng di Muara Wahau, kehidupan suku Basap di sekitar teluk Sandaran, pesta laut dan kehidupan nelayan di Sangkulirang.
3. Wisata pelayaran sungai, penjelajahan hutan

Di atas merupakan sederet Potensi Daerah Kutai Timur yang harus di kelola secara bijak dan berkelanjutan. Dari beberapa sektor tadi salah satu sektor yang belum mendapat perhatian penuh adalah sektor Kelautan dan Perikanan.  Mengapa saya mengatakan demikian karena wilayah laut Kutai Timur yang memiliki garis pantai 152 Km2 bahkan informasi terbaru hasil bicang-bincang dengan salah seorang senior yang sempat diskusi dengan Dinas Kelautan Kutai Timur mengatakan bahwa hasil survei menyebutkan panjang garis pantai Kutai Timur tidak lagi 152km2 melainkan di atas 200 km2, tepatnya berapa saya tidak ingat karena tidak sempat saya catat. saya lanjutkan mengapa sektor Perikanan dan Kelautan belum disentuh secara maksimal karena DKP Kutai Timur hanya mengembangkan Budidaya Rumput Laut, dan Ikan Kerapu itupun hasilnya belum maksimal menurut saya.

Pembagunan Sarana prasarana Kelautan dan perikanan juga mengalami hal yang serupa, salah satu contoh adalah TPI (Tempat Pelelangan Ikan) Salah satu TPI yang di bangun DKP Kutai Timur yang terletak di dusun Kenyamukan belum di fungsikan secara maksimal, hanya di gunakan pada saat event Mancing Mania ala Kutai Timur. Untuk Bongkar Muat Ikan Hasil Tangkapan Nelayan jarang di gunakan, Nelayan biasa bongkar ikan di tempat lain yaitu di jalan pendidikan.

saya rasa DKP kutai Timur belum memiliki data yang akurat tentang potensi perikanan Kutai Timur baik itu potensi STOCK ikan di perairan laut Kutim sampai data hasil tangkap nelayan Tiap harinya pun tidak akurat, atau bahkan data tentang jumlah nelayan di Kutai Timur juga mungkin belum terdata.

Tulisan di atas merupakan pelengkap dari isi tulisan yang sebenarnya ingin saya sampaikan, sesuai dengan judul tulisan di atas bahwa STIPER di jajah Unmul, saya hanya ingin mengambil satu contoh kasus. STIPER Kutai Timur merupakan satu-satunya perguruan tinggi yang membidangi PERTANIAN dalam arti luas, yaitu jurusan yang ada di STIPER merupakan jurusan yang berhubungan dengan pertanian dalam arti luas; ada jurusan Teknik Pertanian, Budidaya Kehutanan, Konsentrasi Peternakan, Agronomi, dan Jurusan Kelautan, ini adalah jurusan yang dibuka pada saat pendirian STIPER Kutai Timur pada Tahun 2001 kalau tidak salah ingat.

setelah berjalan selama 7 tahun stiper membuka jurusan baru yaitu agribisnis dan budidaya perairan yang masih bersifat konsentrasi agribisnis dibawah naungan agriteknologi dan budidaya perairan dibawah jurusan Ilmu Kelautan. Yang menjadi perhatian saya yang sesuai dengan judul yang saya angkat adalah mengenai Program Kerja sama DKP Kutai Timur dengan Universitas Mulawarman yang sudah berjalan cukup lama bahkan sampai sekarang. Baru-baru ini saya membaca bahwa kerjasama itu masih akan dilanjutkan,mengenai programnya apa saya sudah lupa, seperti orang yang sedang jadi saksi atau tersangka yang di tanya majelis hakim, sering lupa apa yang telah di lakukan atau yang pernah di kerjakan maklum sepertinya memori saya sedang turun gradnya.

Kembali ke Laut sesuai topik, STIPER yang hampir bersamaan dengan lahirnya Kutai Timur bisa dibilang begitu merupakan Lembaga yang bertugas menempa SDM Kutai Timur untuk mendukung program Pemerintah GERDABANG AGRI tersebut, Tapi mengapa DKP Kutai Timur seolah-olah meng anak tirikan Posisi STIPER dengan cara menjalin kerjasama dengan UNMUL bukan STIPER yang merupakan Pergguruan Tinggi Lokal yang lahir dari Rahim Kutai Timur sendiri. STIPER di jadikan Penonton di daerah sendiri. ini merupakan langkah yang keliru menurut saya pribadi sebagai alumni Kelautan STIPER.

Harapan kami STIPER porsi yang lebih untuk berkontribusi bagi daerah dengan menjalin kerjasama yang permanen dengan DKP, jangan di jadikan Penonton karena sekali lagi STIPER adalah Salah satu Instrumen pembentukan Kabupaten Kutai Timur. Banyak hal yang bisa dilakukan oleh Dosen dan Mahasiswa Kelautan STIPER ketika diberikan kesempatan, tentunya STIPER (Jurusan Ilmu Kelautan) menyiapkan SDM dan DKP menyiapkan sarana dan prasarana serta Akomodasi dan Finansial.

Demikian Pemikiran saya ada atau tidak Korelasi antara Judul dengan tema terserah anda semua menafsirkan, yang penting maksud pemikiran yang saya tuliskan seperti itu adanya.

Sangatta ,20 Mei 2014

Rahman,S.kel

Alumni IKL STIPER KUTIM

Gambar
dalam Foto; Rahman, Accu,Dermawan
Dari Kiri kenan

Satu pemikiran pada “STIPER KUTAI TIMUR DI JAJAH UNMUL

Tinggalkan komentar